Berbicara tentang sejarah Cirebon, kita seolah masuk ke dalam hutan belantara yang penuh dengan misteri. Seorang wisatawan yang belajar dan mendapat gelar doktornya tentang budaya di Cirebon, Alan Tomas, mengatakan “Cirebon is a big secret”. Belum ada satu orang pun yang dapat merekonstruksikan secara tepat peristiwa yang terjadi ratusan tahun silam. Upaya yang dilakukan untuk mengupas sejarah Cirebon begitu sulit.
Dalam naskah Carita Purwaka Caruban Nagari yang disunting oleh Drs. Atja disebutkan bahwa asal mula kata “Cirebon” adalah “Sarumban”, lalu mengalami proses perubahan pengucapan menjadi “Caruban”. Kata ini mengalami proses perubahan pengucapan menjadi “Carbon”, berubah lagi menjadi kata “Cerbon”, dan akhirnya menjadi kata “Cirebon”. Menurut sumber ini, para wali menyebut Carbon sebagai “pusat jagat”, negeri yang dianggap terletak di tengah-tengah Pulau Jawa. Masyarakat setempat menyebutnya “Negeri Gede”, kata ini kemudian berubah pengucapannya menjadi “Garage”, dan berproses lagi menjadi “Grage”. Menurut P. S. Sulendraningrat, sebagai penanggung jawab sejarah Cirebon dari kalangan keraton, munculnya istilah tersebut dikaitkan dengan pembuatan terasi yang dilakukan oleh Pangeran Cakrabumi (Cakrabuana). Proses pergantian nama dari Caruban sampai Grage, berjalan terus hingga sekarang menjadi “Cirebon” yang berasal dari kata “ci” artinya air dan “rebon” artinya udang kecil sebagai bahan pembuat terasi.[i]
[i] Perkiraan ini dihubungkan dengan kenyataan bahwa dari dahulu sampai sekarang, Cirebon merupakan penghasil udang dan terasi yang berkualitas baik, dan ada juga yang menyatakan bahwa “grage” berasal dari kata “glagi,” yaitu udang kering untuk membuat terasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar