Selasa, 03 Januari 2012

Batik Keraton Cirebon sebagai Seni Tradisional


            Kembalinya popularitas batik Cirebon yang baru muncul kurang lebih lima belas tahun terakhir ini, menjadi suatu kebanggaan bagi masyarakat Cirebon pada umumnya. Pada waktu dulu, masyarakat lebih mengenal batik Jawa Tengah terutama batik Yogyakarta, Solo, dan Pekalongan, baik berupa batik tulis maupun batik cetak.
            Proses pembuatan batik di Jawa Barat, khususnya Cirebon ini merupakan tradisi yang sama tuanya dengan di Jawa Tengah. Teknik mencelup yang tahan air sudah diketahui dan digunakan di Jawa Barat, jika dipelajari beberapa sisa peninggalan batik ini.[i]    
Seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu tinggi dilihat dari segi kehalusan dan keindahannya. Batik adalah corak atau gambar pada kain yang pembuatannya  khusus,  dengan menerakan malam kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu. Cara tradisional adalah sikap, cara berpikir, atau bertindak yang selalu berpegang teguh pada adat dan kebiasaan yang ada secara turun-temurun. Cirebon yang dimaksud disini adalah wilayah Caruban Nagari yaitu daerah wilayah kekuasaan Pemerintahan Sunan Gunung Jati pada saat memerintah di Pakungwati.
Seni batik tradisional Cirebon merupakan suatu proses dari olah cipta, rasa, dan karsa, juga pemikiran yang panjang. Di dalamnya merupakan penunjuk kepribadian tanzul taraqi. Tanzul berarti keadaan seseorang yang sedang dalam limpahan sifat-sifat keilahian yang layak bagi dirinya, sehingga sifat-sifat ilahi itu diamalkannya dalam tindakan dan pergaulan. Taraqi berarti keadaan seseorang yang sedang melepaskan sifat-sifat jahat dari dirinya untuk naik ke sifat-sifat ilahi yang mulia, sehingga dalam kehidupannya dia tidak lagi selalu berbuat salah.
Batik Keraton Cirebon adalah batik yang ragam hiasnya berasal dari keraton, baik berupa wujud fisik bangunannya,  sumber-sumber naskah, serta filosofi yang terkandung di dalamnya, sejak Cirebon menjadi negara yang merdeka pada saat pemerintahan Sunan Gunung Jati. Batik Cirebon terutama batik Keraton Cirebon dari dulu sampai sekarang tetap dilestarikan sebagai seni tradisional di Cirebon, hanya saja sekarang batik Keraton Cirebon sudah tidak ada aktivitas membatik di dalam keraton, melainkan dikembangkan oleh masyarakat Desa Trusmi. Para perajin batik di Desa Trusmi banyak mendapat pesanan motif-motif batik keratonan dari kalangan keluarga Keraton Cirebon, sehingga sekarang di Desa Trusmi berkembang pula batik Keratonan Cirebon, dan menjadi pusat perkembangan batik Cirebon.
Batik Keraton Cirebon yang dihasilkan telah tersebar ke berbagai daerah di Nusantara, bukan hanya di wilayah Indonesia, namun batik ini juga sudah tersebar hingga ke mancanegara dengan nama Batik Cirebon.


[i] Paramita Abdurrachman, “Tradisi Batik Cirebon” (t.t.p: LIPI, tt), hlm. 129.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar